Pembangunan Desa Melalui Desa Go Digital


Pembangunan Desa Melalui Desa Go Digital

Sekarang kita sedang memasuki era baru yang dikenal sebagai Revolusi Industri 4.0. Industri 4.0 sendiri ialah fase baru di revolusi industri yang fokus di interkonektivitas, otomatisasi, machine learning, dan real time data. Walaupun begitu, tidak hanya pekerja industri saja yang terkena dampak 4.0, tetapi sekarang semua orang menjadi bagian dari era digital 4.0. Dapat kita simpulkan bahwa saat ini semua aspek kehidupan sudah melibatkan digital. Mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, agar negara kita tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi saat ini, semua masyarakat minimal harus paham dan mampu untuk menggunakan teknologi. Utamanya masyarakat pedesaan, karena beberapa dari mereka awam terhadap hal-hal berbau digital.

Desa Identik dengan Daerah Terbelakang

Bahkan muncul stigma bahwa desa identik dengan daerah terbelakang, kapasitas pemerintah desanya yang lemah, SDM rendah, dan ini dianggap sebagai sebuah masalah besar. Banyak kebijakan dan regulasi yang dibuat untuk menyelesaikan masalah tersebut, namun hal tersebut tidak cukup membantu.

Masyarakat desa cenderung menggunakan sesuatu yang serba manual. Hal ini lama kelamaan akan menjadi hambatan jika tidak dikembangkan dan tentunya akan semakin tertinggal. Oleh karena itu, setiap desa diharapkan agar dapat berkembang menuju desa yang go digital, sebab pelayanan publik yang nyaman dan mudah adalah hak setiap warga masyarakat, tak terkecuali di desa.

Seperti yang di sebutkan di dalam Undang-Undang nomor 6 tahun 2014, pemerintahan desa adalah sebagai penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dapat dipahami dalam Undang-Undang tersebut bahwa Pemerintahan Desa diberikan tugas dan tanggung jawab atas terselenggaranya roda Pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat daerah setempat.

Menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, di Indonesia terdapat 83.381 desa/kelurahan yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Sayangnya, dari jumlah itu belum seluruhnya melek IT. Menurut Septriana Tangkary, Direktur Pemberdayaan Industri Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), di Indonesia memang belum seluruh desa terkoneksi. Baru sekitar 60% dari total jumlah desa yang terkoneksi dengan TIK.

Dengan kondisi tiap daerah desa yang berbeda-beda, masalah infrastruktur internet perlu diperhatikan, persoalan lain yang tak kalah penting untuk mendongkrak jumlah desa yang tersentuh TIK adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Percuma saja bila infrastruktur telah siap, namun SDM masih belum menunjukan kesiapan. Hal ini diperkuat juga dengan harus ada keinginan dari pemerintah desa tersendiri untuk terkoneksi TIK.

Bila teknologi bisa diterapkan oleh pemerintah desa, akan banyak manfaat yang bisa diterima. Misalnya saja dapat melihat jumlah penduduk dan potensi yang bisa dikembangkan di daerah tersebut.

Pengembangan teknologi digital di desa penting dilakukan untuk menyetarakan negara kita dengan negara maju yang tentunya sudah serba digital. Namun tujuan yang lebih spesifik dari pada itu yakni untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, karena berbagai layanan administrasi desa akan lebih mudah dilakukan jika berbasis digitalisasi.

Nantinya, Teknologi digital yang ada bisa digunakan untuk mempermudah pemerintahan desa dalam mengakses informasi terkait warga, dan juga memberikan kemudahan bagi warga untuk mengakses informasi desa seperti realisasi penggunaan dana desa dan Anggaran Belanja dan Pendapatan Asli Desa (APBDes). Selain untuk mempermudah layanan publik, digitalisasi di level desa juga bisa digunakan untuk mempercepat gerak ekonomi desa.

Mengapa Demikian?

Itu karena, saat ini desa-desa di Indonesia telah banyak mempunyai produk unggulan baik dalam bentuk barang dan jasa. Dengan adanya digitalisasi di level desa, pemasaran produk unggulan tersebut bisa dilakukan dengan mudah. Saat ini jika Anda membuka marketplace, banyak sekali toko online BUMDes yang memasarkan produk pertanian, kerajian hingga layanan desa wisata. Ini adalah salah satu program Pemerintah untuk membantu usaha kecil supaya mampu bersaing dipasar yang lebih luas. Ini tentu perkembangan yang sangat mengembirakan.

UMKM Desa Go Digital

Pada liputan berita online juga dapat kita temui informasi bahwa sekarang banyak UMKM yang sudah go digital, yang mana hal ini memberi keuntungan omset yang lebih baik daripada sebelumnya.

Dari sejumlah daerah yang sudah meluncurkan UMKM go digital mampu menghasilkan prospek ke arah lebih baik bagi perekonomian masyarakat kecil karena jangkauan pasar dan promosi yang lebih luas. Bayangkan apabila setiap desa sudah mampu go digital dan UMKM kecil di setiap desa mampu mengikutinya tidak menutup kemungkinan semua sektor dari perekonomian rakyat kecil mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.

Namun demikian, banyak orang yang belum paham apa itu "go digital" dan bagaimana cara kerjanya. Untuk itu  setiap desa diharapkan mampu mengembangkan daerahnya yang diiringi dengan literasi digital bagi masyarakat.

Selain memberi pengetahuan mengenai digitalisasi, Literasi digital juga bertujuan untuk mengantisipasi dampak negatif dari internet. Utamanya bagi para orang tua yang biasanya kurang pemahaman dalam hal teknologi dan cenderung menelan mentah-mentah berita yang belum tentu kebenarannya.

Desa Pertama yang Go Digital

Desa digital merupakan terobosan cerdas dalam rangka membangun ekonomi masyarakat yang lebih maju dalam digitalisasi. Desa yang pertama go digital di Indonesia adalah desa Lamahu.

Desa Lamahu berada di Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Anda yang belum mengetahui desa ini mungkin berpikir bahwa desa Lamahu merupakan desa yang dekat perkotaan, banyak gedung, banyak tiang tiang penunjang internet, dilewati jalan raya sehingga dekat juga dengan teknologi. Anda yang berpikir seperti itu salah. Justru desa Lamahu adalah desa yang dikelilingi dengan lahan persawahan cukup luas serta jauh dari ibu kota provinsi.

Di desa itu dulunya sering terjadi tindak kriminal dimana banyak ternak warga yang hilang. Oleh karena itu, Kepala desa dan perangkat desa bertekad mewujudkan desa yang maju dan aman serta nyaman dengan menjadikan desa Lamahu sebagai desa digital.

Pengembangan Command Centre di Desa Lamahu

Pada 2017 mereka menggagas pengembangan command centre. Tak hanya untuk mengawasi tindak kriminal, di command centre ini juga bisa digunakan untuk pusat pelayanan warga lainnya, bahkan disediakan marketplace untuk meningkatkan perekonomian warga. 

Command centre ialah pusat dari sistem digital dan merupakan layanan berbasis android. Untuk menunjang penggunaanya, aparat desa memasang 32 tiang cerdas atau smart pole yang dilengkapi CCTV, Wifi, lampu otomatis, serta sensor cahaya dan gerak.

Untuk memanfaatkan command centre ini cukup mudah, warga yang memiliki smartphone tinggal mengunduh aplikasi Panic Button yang tersedia di Playstore. Setelah terinstall nantinya warga akan di minta memasukkan nomor induk kependudukan.

Dalam aplikasi ini ada tiga jenis layanan yaitu layanan keamanan, kesehatan, dan pelayanan pengurusan berkas kependudukan atau keterangan surat izin.

Jika ada tindak pencurian, warga desa hanya perlu memencet tombol darurat pada aplikasi Panic Button itu. Seketika juga alarm akan berbunyi sebab terintegrasi di smartphone Babinsa, Babinkamtimas, aparat desa, dan kecamatan. Demikian juga dengan layanan yang lainnya, hanya perlu dengan sentuhan jari.

Selain pelayanan warga, disini juga warga bisa mempromosikan segala usaha nya di marketplace yang telah disediakan. Sudah seharusnya semua desa yang ada di Indonesia mulai mecontoh desa Lamahu untuk mewujudkan desa yang maju melalui digitalisasi.

Salah satu caranya yaitu dengan punya situs khusus atau website yang profesional untuk menunjang semua kepentingan desa dan masyarakatnya. Dana desa tentunya tidak sedikit, namun untuk menghindari pemborosan pengeluaran desa tinggal memilih penyedia layanan Web Hosting Murah berbasis SSD Cloud Hosting yang sangat terjangkau seperti IDCloudHost agar performa website bisa diandalkan.

Cloud Provider Indonesia 

IDCloudhost merupakan Cloud Provider Indonesia yang menawarkan layanan seperti Pendaftaran Domain, Cloud Hosting, Server (VPS & Dedicated Server), Reseller Domain & Hosting, dan Beberapa Layanan Lainnya untuk kebutuhan desa yang tentu saja kompleks dan menyeluruh.

Apabila ingin membuat website desa dengan cepat maka dapat menggunakan layanan Wordpress Hosting dari IDCloudhost. Wordpress Hosting merupakan salah satu layanan Hosting yang sudah secara langsung terintegrasi dengan CMS Wordpress yang super cepat, dan Aman untuk kebutuhan Website Desa.

Wordpress Hosting akan membuat Anda lebih praktis tanpa perlu melakukan instalasi dan konfigurasi Wordpress yang menghabiskan waktu Anda. Wordpress Hosting juga dapat diintegrasikan dengan Domain Anda sendiri dengan Proses yang Mudah dan Cepat.

Dengan digitalisasi, tidak akan ada lagi sampah kertas menumpuk, dan warga dapat dengan transparan melihat perkembangan anggaran dan hal-hal terkait desanya. Selain itu mengurangi resiko kehilangan data. Dengan segala persiapan demi mewujudkan desa yang maju, semua orang harus berkontribusi menyukseskan Desa bisa go digital, semua sektor bisa go digital, rakyat kecil bisa go digital, perekonomian go digital, kehidupan menuju go kesejahteraan.

Banner Blog Competiotion 320x160

Referensi

  1. Situs Resmi IDCloudhost: https://idcloudhost.com/
  2. Winda Ferrissa. 2017. 60 persen desa di Indonesia sudah tersentuh TIK. Tersedia di https://kominfo.go.id/content/detail/11556/60-persen-desa-di-indonesia-sudah-tersentuh-tik/0/sorotan_media
  3. Laura Elvina. 2020. Canggih! Ini Desa Digital Pertama di Indonesia. Tersedia di https://www.kompas.tv/article/72242/canggih-ini-desa-digital-pertama-di-indonesia
  4. Novri. 2021. GUS HALIM: DIGITALISASI DESA HARUS DIIMBANGI LITERASI DIGITAL. Tersedia di https://www.kemendesa.go.id/berita/view/detil/4065/gus-halim-digitalisasi-desa-harus-diimbangi-literasi-digital